Mengunjungi tanah suci Mekah dan Madinah pada saat pelaksanaan ibadah haji atau umroh, terasa kurang lengkap apabila kita belum mengunjungi Museum Kabah atau sering disebut Museum Haramain itu. Di museum yang diresmikan sekitar 20 tahun yang lalu, kita akan menemui sejarah perjalanan 2 masjid suci di muka bumi ini yakni Masjidil Haram dan Masjid Nabawi dari masa ke masa.
Museum ini terletak di tengah perbukitan di daerah Ummul Joud, Mekkah. Ummul Joud merupakan daerah di Mekkah yang tidak terlalu ramai dan berdekatan dengan pabrik kiswah (kain pembungkus kabah) yang jaraknya sekitar 10 kilometer dari Masjidil Haram. Apabila ingin berkunjung, harus dipastikan dulu tidak dalam waktu sholat, karena museum akan tutup bertepatan dengan jadwal sholat.
Memasuki bagian depan pintu masuk museum kita akan menjumpai tulisan : “Exhibition of the two holy mosques architecture. Tulisan tersebut menandakan bahwa museum ini disebut juga sebagai Museum Arsitektur Dua Masjid Suci.
Di dalamnya terbagi menjadi beberapa ruangan yaitu ruang Masjidil Haram, ruang Ka’bah Al Musharaf, ruang Masjid Nabawi serta sumur zamzam. Di bagian depan kita akan langsung bisa mengamati miniature replika rencana perluasan Masjidil Haram yang begitu indah dan megah. Bergeser ke bagian dalam, kita bisa melihat foto foto Masjidil Haram dan Masjid Nabawi dari waktu ke waktu yang terpampang menempel di dinding.
Didalam museum terdapat kotak parfum Ka’bah yang berwarna cokelat tua yang dipakai untuk mengharumkan ruangan Ka’bah serta potongan tiang Ka’bah di masa lampau, pelapis hajar aswad dan pelapis maqam Ibrahim.
Disana kita juga bisa menemukan railing sumur zamzam yang terbuat dari besi lengkap dengan katrol dan dilengkapi dengan alat timba kuno, tangga kayu ke pintu Ka’bah yang digunakan tahun 1240 H, pancuran/talang emas, potongan pilar Ka’bah yang bentuknya sudah seperti kayu fosil berwarna coklat tua yang disimpan bersama kunci pintu Ka’bah dari kayu, penutup pintu Ka’bah yang tulisannya terbuat dari benang emas dan pintu Ka’bah yang dibuat pada masa Raja Abdul Aziz Al Saud ini terbuat dari 99% emas murni dengan berat 280 kg serta tinggi 3 meter dan lebar 2 meter.
Dapat kita temukan pula beberapa bebatuan yang terpahat ayat ayat suci Al Quran, replika tapak kaki nabi Ibrahim AS dan alat pemintal untuk menenun kain penutup Ka’bah atau kiswah serta mimbar kuno Masjidil Haram. Terdapat pula jam matahari yang digunakan untuk menentukan waktu sholat pada masanya serta jam pertama yang dipasang di Masjidil Haram. Beberapa pintu masjid dan mimbar Masjid Nabawi juga dipamerkan di ruang Masjid Nabawi.
Di dalam museum juga tersimpan koleksi mushaf asli Al Quran dari masa Usman bin Affan (mushaf Usmani) yang dipamerkan di ruang Inscription and Manuscript (prasasti dan naskah). Sejumlah mushaf Al Quran lainnya juga tersimpan di sana, terutama yang berasal dari abad 13 Hijriyah.